Literasi Ciptakan Generasi Mandiri

 
     


      Keberhasilan pembangunan suatu bangsa salah satunya ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki. Demikian halnya dengan bangsa Indonesia saat ini masih taraf membangun, sangat membutuhkan SDM berkualitas. Berkaitan dengan hal tersebut, saat ini disebut sedang memasuki suatu tahapan yang sangat penting dan menentukan perjalanannya sebagai sebuah bangsa yang juga berada dalam masa pembangunan. Era yang sangat penting ini, oleh banyak kalangan disebut-sebut sebagai bonus demografi. Era ini sudah dimulai dan diperkirakan puncaknya pada rentang tahun 2025-2030. Era bonus demografi ditandai dengan dominasi jumlah penduduk usia produktif (15- 64 tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk tidak produktif. Bonus demografi merupakan sebuah keuntungan yang dapat diraih jika memenuhi syarat-syarat tertentu dan diusahakan dengan benar. Keuntungan yang dapat diperoleh dari bonus demografi adalah tersedianya tenaga kerja usia produktif sebagai sumber daya penopang utama pembangunan. Syarat yang harus dipenuhi untuk meraih bonus demografi adalah tingkat pendidikan yang memadai untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam hal ini pemerintah memberlakukan kurikulum 2013 ( Kurtilas) yang sarat dengan muatan pendidikan karakter dan literasi.

        Menurut Kamus Online Merriam-Webster, literasi berasal daru istilah lain ‘literature’ dan bahasa Inggris ‘letter’. Literasi merupakan kualitas atau kemampuan melek huruf/ aksara yang ada didalamnya meliputi kemampuan membaca dan menulis. Namun, lebih dari itu makna literasi juga mencakup melek visual yang artinya kemampuan untuk mengenali dan memahami ide-ide yang disampaikan secara visual (adegan, video, gambar). Di lain sisi, Education Development Center (EDC) menyatakan bahwa literasi lebih dari sekedar kemampuan membaca dan menulis. Literasi adalah kemampuan individu untuk menggunakan segenap potensi dan skill yang dimiliki dalam hidupnya. Dengan pemahaman bahwa literasi mencakup kemampuan membaca kata dan membaca dunia.

        Di Indonesia, setiap generasi muda yang tengah mengenyam pendidikan di bangku sekolah mengalami kegiatan literasi. Dengan gerakan literasi, diharapkan seluruh siswa dapat menambah wawasan, pengetahuan dan ketrampilan. Literasi tidak semata-mata hanya membaca buku dan menulis resum isinya. Lebih dari itu literasi akan berdampak pada meningkatnya kualitas generasi muda yang kreatif, inovatif, dan mampu mencari alternatif-alternatif solusi bagi kesulitan yang dihadapi oleh diri dan lingkungannya. Literasi akan membuka dunia baru bagi generasi muda untuk terus berkarya dan berkreatif sebagai kemampuan dan minat bidangnya masing-masing. Jika literasi menjadi kebiasaan, maka cepat atau lambat akan mampu mengubah pemikiran generasi muda untuk memiliki kesadaran berpengetahuan dari berbagai sumber belajar, media belajar dan lingkungan belajar yang dapat mendukung perubahan cara berpikir dan berperilaku dalam berkehidupan dimasyarakat.

        Pemikiran menggerakan perilaku. Pemikiran yang berubah akan berdampak pada suatu perilaku generasi muda. Jika mindset generasi muda maju dan positif maka perilakunya juga akan demikian. Bisa dibayangkan, apabila semua siswa mengalami perubahan mindset kearah positif dan maju, maka  akan muncul generasi-generasi yang cerdas, berwawasan luas, memiliki integritas, kreatif, inovatif, dan menjadi makhluk ekonomi dan sosial yang bermoral. Generasi yang mandiri akan mengurangi angka ketergantungan dan mengurangi secara signifikan jumlah pengangguran dan angka kemiskinan. SDM yang berkualitas dan mandiri akan memberikan sumbangsih besar bagi pembangunan berkelanjutan. Literasi akan mencetak generasi mandiri.

————————————————————————————————————————-
Tumbuh Opini minggu ini ditulis oleh Sukarni, S.Pd, seorang ibu dan guru yang sangat inspiratif.
Artikel ini sudah terbit di koran Jateng Pos dalam rubrik Opini Guru.
Salam Literasi! 

Komentar

Postingan Populer